Selasa, 27 Januari 2009 di 22.47 |  
PENERAPAN METODE DRILL (LATIHAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS VI SD NEGERI 66 ILIE ULEE KARENG BANDA ACEH



O
L
E
H

MASIDA HANUM
NIM : 813037734





UNIVERSITAS TERBUKA






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di jenjang pendidikan dasar, yaitu SD, SMP dan SMU. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kurikulum 2006 (KTSP) antara lain:
1. Berkomunikasi secara dan efektif dan efesien sesuia dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemamapuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

Namun, hasil pengamatan penulis terhadap daya serap dan kemampuan siswa menjawab soal dalam pelajaran bahasa Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terbukti dari 16 siswa kelas VI SD Negeri 66 hanya 2 orang (12,5 %) yang mendapat nilai diatas 85; 1 orang (6,25 %) yang mendapat nilai 71-85; 3 orang (18,75 %) mendapat nilai antara 55-70; dan mayoritas siswa yaitu 10 orang (62,50 %) mendapat nilai yang sangat rendah yaitu di bawah 55.


Rendahnya hasil yang diperoleh siswa dalam pelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Sulitnya siswa memahami mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
2. Siswa tidak dibiasakan berlatih menyimak.
3. Siswa tidak dapat menyelesaik.an tugas pelajaran dengan baik
4. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat
Hal ini menunjukkan bahwa metode yang umum dipakai selama ini tidak mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu penulis mencoba menggunakan Metode Drill (latihan ) pada pelajaran bahasa Indonesia.
Metode Drill ( latihan ) dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan dapat disiap-siagakan (Ramayulis.2005:281).
Kebaikan metode drill (latihan) adalah:
1. Peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
2. Dapat menimbulkan rasa percaya diri.
3. Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan peserta didik yang disiplin dan yang tidak dalam belajar.



Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah:
1. Peserta didik menyelesaikan tugas secara status sesuai dengan apa yang diberikan oleh guru.
2. Dalam pemberian stimulus peserta didik dibiasakan bertindak secara otomatis.
3. Menimbulkan terjadinya ferbalisme terutama pelajaran yang bersifat menghafal.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan cara melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu menerapkan metode drill ( latihan ) dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada pelajaran bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan metode drill (latihan) dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia” .
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode drill ( latihan ) dalam meningkatkan kemampuan menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini akan diperoleh manfaaat sebagai berikut:
1. Untuk dapat digunakan sebagai umpan balik baik bagi guru maupun siswa dalam memperbaiki proses pembelajaran bahasa Indonesia pada khususnya dan untuk palajaran lain pada umumnya.
2. Selain itu dapat juga digunakan oleh guru SD di kecamatan Ulee Kareng maupun oleh guru-guru SD di tempat lain dalam memperbaiki proses pembelajaran serta dapat meningktan kemampuan dan minat siswa.
3. Kemudian dari hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan atau kebijakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) serta Dinas Pendidikan Pengajaran Kota Banda Aceh dalam usaha meningkatkan kemampuan siswa sekolah dasar.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan
Keterampilan berbahasa lisan terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara. Hakikat menyimak dapat dilihat dari bebagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagai suatu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respons atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahap mendengar bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Sebagai suatu keterampilan, menyimak bertujuan untuk berkomunikasi karena melibatkan keterampilan yang bersifsat aural dan oral. Menyimak sebagai seni berarti kegiatan ini memerlukan adanya kedisipilinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak sebagai respons, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Penyimak dapat merespons dengan efektif jika ia memiliki panca indra yang cukup baik dan mempunyai kemampuan menginterprestasikan pesan yang terkandung dalam tuturan yang disimaknya. (Pujisantosa,dkk.2007:6.31)
Tujuan utama pembelajaran menyimak adalah melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan karakteristik siswa SD. (Pujisantosa, dkk 2007:6.32)
Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami isi ajaran. Ada beberapa factor yang mempunyai pertalian yang sangat erat dengan kemampuan ini, yaitu pertama faktor fisik berupa alat penyimak atau pendengaran dan situasi lingkungan tempat berlangsungnya tempat kegiatan menyimak, kedua faktor kebahasaan berupa kosakata dan struktur,ketiga faktor isi berupa pesan yang disampaikan melalui wacana lisan. (Pujisantosa, dkk. 2007:714)

B. Metode Drill ( Latihan )
Metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari,karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiapsiagakan (Ramayulis.2005:281).
Kebaikan metode drill (latihan) peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu dengan apa yang di pelajarinya. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari.
Dapat menghambat inisiatif peserta didik, dimana inisiatif dan minat pesrta didik yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dalam pengajaran yang diberikannya.
Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih: hal-hal yang bersifat motorik,seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian,dsb.


BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 66 Ilie Ulee Kareng kota Banda Aceh. Penulis mengambil lokasi penelitian ini atas pertimbangan bahwa penulis sebagai guru di SD tersebut. SD 66 merupakan salah satu SD di kecamatan Ulee Kareng dan berjarak 10 km dari pusat kota Banda Aceh. SD ini berada di lingkungan pemukiman dan persawahan. Pekerjaan orang tua siswa adalah petani dan wiraswata dengan latar belakang pendidikan rata-rata tamatan SMP. Adapun rincian waktu pelaksanaan yaitu:
1. Pelaksanaan siklus pertama mulai tanggal 17 November 2008 sampai dengan tanggal 29 November 2008.
2. Pelaksanaan siklus kedua mulai tanggal 1 Desember 2008 sampai dengan tanggal 13 Desember 2008.
3. Pelaksanaan siklus ketiga mulai tanggal 15 Desember 2008 sampai dengan 28 Desember 2008.
B. Deskripsi per Siklus
. 1. Rencana
Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan, terlebih dahulu memberikan tes awal berupa pertanyaan-pertanyaan yang membangkitan minat siswa dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut:
1) 6 orang dari 16 orang siswa sudah menjawab benar walaupun belum semuanya benar.
2) Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas dengan benar.
3) Metode yang digunakan guru kurang tepat.
4) Siswa tidak dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.
Berdasarkan permasalahan di atas, guru mencoba mengatasi dengan cara melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menerapkan metode drill (latihan) untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan sebanyak 3 (tiga) siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Setiap pertemuan guru memilih indikator yang berbeda.
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran setiap siklus adalah sebagai berikut:
1) Pelajaran dimulai dengan penjelasan tujuan dan materi pembelajaran..
2) Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan wacana sebagai alat peraga pembelajaran dengan teknik simak tulis.
3) Memberi kesempatan kepada siswa yang telah bias menimak untuk membantu temannya yang masih terkendala dalam menyimak.
4) Setiap siklus pembelajaran diamati oleh teman sejawat sebagai supervicor.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus dimana setiap siklusnya dilakukan pada indikator yang berbeda. Setiap siklus didahului empat tahap yaitu:
1) Perencanaan
Sebelum dilakukan penelitian, pada tahap ini peneliti menyusun rumusan masalah., tujuan penelitian dan membuat rencana pembelajaran (RPP) perbaikan yang akan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Selain itu pada tahap ini juga dipersiapkan pula instrument penelitian.
2) Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yaitu menerapkan metode drill (latihan) pada pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya memperbaiki kegiatan pembelajaran.
3) Pengamatan
Pengamatan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang pengamat yaitu dosen salah satu LPTK di Banda Aceh
4) Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan kemudian dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Adapun yang direfleksikan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan kegiatan siswa.


3. Pengumpulan Data atau Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan menymak siswa adalah tes.
Setiap akhir pertemuan guru memberikan tes pendek setelah kegiatan pembelajaran pada setiap siklus selesai. Selain itu juga digunakan lembar pengamatan guru dan siswa yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pelaksaan pembelajaran. Lembar pengamatan ini diisi oleh pengamat.
4. Refleksi
Setelah kesemuanya itu diselesaikan, kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan mengenai hasil dan kelemahan yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PERBAIKAN
A. Deskripsi Persiklus
Siklus I
Hasil refleksi atas kemampuan menyimak pada pembelajaran bahasa Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut
Tabel I. Hasil Tes Kemampuan menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia
No Nama siswa Jenis kelamin Skor No Nama siswa Jenis kelamin Skor
1 Bustami L 20 9 Abdul Jalil L 50
2 Intan P 30 10 Mutia P 50
3 Rizka P 90 11 Safran L 45
4 Masrul L 80 12 Putra Aris Munandar L 45
5 Rudi Syah Putra L 78 13 M.Rizami Pratama L 68
6 Khairil Mahzadi L 50 14 Puja Taslimah P 65
7 Fahrul Rozi L 95 15 Adinda P 60
8 Zikri Ubaidillah L 50 16 Rey Sultan L 40

Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa pada siklus satu jumlah siswa yang memiliki minat dan kemampuan untuk pelajaran bahasa Indonesia yang memuaskan tidak berbeda dengan hasil awal 6 siswa (37,25%) dibandingkan dengan 10 siswa yang tidak memuaskan (68,75%). Namun, rata-rata skor kelas menunjukkan peningkatan dari 52,25 pada tes awal menjadi 53,69 pada siklus pertama.
Hasil di atas juga perlu dicermati dimana jumlah siswa yang bernilai antara 71-85 justru menurun dari 3 siswa pada tes awal menjadi 2 siswa pada siklus I. Penulis mengamati hal ini disebabkan oleh:
1. Siswa kurang konsentrasi merespon pelajaran yang diberikan.
2. Sulitnya siswa menulis kembali isi simakan yang didengarnya.
3. Siswa belum secara aktif merespon pelajaran menyimak.
4. Siswa masih banyak salah menjawab pertanyaan.
Siklus II
Tabel II. Hasil Tes Menyimak Siswa pada Pelajaran Bahasa Indonesia
No Nama siswa Jenis kelamin Skor No Nama siswa Jenis kelamin Skor
1 Bustami L 30 9 Abdul Jalil L 060
2 Intan P 50 10 Mutia P 60
3 Rizka P 90 11 Safran L 70
4 Masrul L 90 12 Putra Aris Munandar L 70
5 Rudi Syah Putra L 85 13 M.Rizami Pratama L 70
6 Khairil Mahzadi L 70 14 Puja Taslimah P 85
7 Fahrul Rozi L 100 15 Adinda P 75
8 Zikri Ubaidillah L 60 16 Rey Sultan L 75

Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa pada siklus II jumlah siswa yang memiliki kemampuan menyimak untuk pelajaran bahasa Indonesia menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Dari 6 siswa (37,5%) menjadi 13 siswa (81,25%) pada siklus II. Sedangkan yang tidak menunjukkan peningkatan kemampuan menyimak juga telah menurun dari 10 siswa (62,5%) pada siklus I menjadi 3 siswa (18,75%) pada siklus II.
Nilai rata-rata siswa keseluruhan menunjukkan peningkatan yang cukup baik yaitu dari 56,75 pada siklus I menjadi 68,63 pada siklus II.
Yang perlu diperhatikan dari hasil siklus II adalah meningkatnya jumlah siswa yang memiliki kemampuan menyimak pada pelaaran bahasa Indonesia dengan nilai > 71 menjadi 7 siswa pada siklus II.
Siklus III
Tabel III. Hasil Tes Kemampuan Menyimak pada Pelajaran Bahasa Indonesia
No Nama siswa Jenis kelamin Skor No Nama siswa Jenis kelamin Skor
1 Bustami L 30 9 Abdul Jalil L 60
2 Intan P 40 10 Mutia P 75
3 Rizka P 100 11 Safran L 75
4 Masrul L 90 12 Putra Aris Munandar L 65
5 Rudi Syah Putra L 85 13 M.Rizami Pratama L 65
6 Khairil Mahzadi L 70 14 Puja Taslimah P 75
7 Fahrul Rozi L 100 15 Adinda P 65
8 Zikri Ubaidillah L 60 16 Rey Sultan L 85
Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa pada siklus III jumlah siswa yang memiliki kemampuan menyimak untuk pelajaran bahasa Indonesia menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus II. Dari 13 siswa (81,25%) pada siklus II menjadi 14 siswa (87,5%) pada siklus III. Sedangkan yang tidak menunjukkan peningkatan kemampuan menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia juga menurun dari 3 siswa (18,75%) pada siklus II menjadi 2 siswa ( 12,50%) pada siklus III.
Nilai rata-rata siswa keseluruhan menunjukkan peningkatan yang cukup baik yaitu dari 63,63 pada siklus II menjadi 71,25 pada siklus III.
B. Pembahasan
Hasil evaluasi penulis terhadap kemampuan menyimak terhadap pelajaran bahasa Indonesia dengan metode drill ( latihan ) juga memperlihatkan ada 2 siswa yang tidak menunjukkan peningkatan yang berarti walaupun telah dilakukan perbaikan metode pembelajaran. Setelah diamati terlihat bahwa siswa tersebut tidak mampu untuk membaca sehingga perbaikan metode pembelajaran tidak menunjukkan peningkatan kemampuan menyimak siswa. Selain itu penulis juga mengamati bahwa ada satu siswa tidak menunjukkan peningkatan yang tidak berarti dalam metode perbaikan pembelajaran disebabkan kemampuan siswa berbahasa Indonesia yang kurang baik sehingga siswa tidak bisa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Meningkatnya kemampuan menyimak siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia melalui perbaikan metode drill ( latihan ) didasarkan hasil pengamatan di atas disebabkan oleh:
1. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan.
3. Siswa tidak takut salah dan malu-malu untuk menjawab pertanyaan.
Namun demikian untuk keberhasilan metode drill ( latihan ) pendidik perlu memperhatikan beberapa hal:
1. Pada awal adaptasi ke metode baru (drill) pendidik perlu lebih intensif bersama anak didik melaksanakan setiap tahap pembelajaran dan kalau perlu diulangi untuk membiasakan siswa menyimak dan mampu untuk mengulang kembali simaka yang di dengarnya.
2. Metode drill ( latihan )tidak akan berhasil jika siswa tidak mampu membaca.
3. Siswa perlu memahami bahasa Indonesia dengan baik agar dapat aktif dalam proses pembelajaran .





BAB V
KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasann dapat disimpulkan, penerapan metode drill dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa kelas VI SD Negeri 66 Banda Aceh pada materi pelajaran Bahasa Indonesia.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan sebagai berikut: Guru SD dapat menerapkan metode drill dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,karena metode drill dapat mengembangkan kemampuan siswa menyelidiki suatu materi.
.











DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, DR, Prof. (2005).Metodologi Pendidikan Agama Islam. Kalam Mulia. Jakarta.
Santosa Puji, dkk.(2007).Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.Universitas Terbuka. Jakarta.
Wardani I.G.A.K,dkk.(2008).Pemantapan Kemampuan Profesional.Universitas Terbuka. Jakarta.
BSNP.(2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI kelas VI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.
Diposting oleh isma

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum